Performa Luca Marini di MotoGP musim 2024 bersama Repsol Honda memang belum maksimal, buktinya pada klasemen akhir Marini hanya mampu menempati urutan 22 dengan koleksi poin hanya 14.
Banyak masalah yang dihadapi oleh seorang Luca Marini ketika pindah ke Repsol Honda, salah satunya soal adaptasi.
Adaptasi ini meliputi adaptasi Marini kepada motor, maupun kepada kru tim terutama tentang interaksi antara Marini dengan kru tim.
Pasalnya interaksi Marini dengan kru tik adalah kunci kesuksesan, lantaran masukan dari Marini harus bisa dikomunikasikan kepada kru tim, dan jika kru tim tidak bisa menerima pesan dari Marini, maka akan muncul masalah baru.
Luca Marini Belajar Bahasa Jepang di Repsol Honda
Perbedaan bahasa antara adik tiri Valentino Rossi dengan kru tim, menjadi masalah dalam urusan komunikasi.
Apalagi komunikasi antara pembalap dan ktu tim sangat penting, untuk mewujudkan hasil balapan yang baik.
Nah, Marini mengaku agar komunikasi dengan kru tim berjalan lancar, dia sampai belajar bahasa Jepang.
Seperti dinukil dari Crash, tak banyak orang Jepang yang bisa Bahasa Inggris.
Makanya sebagai pembalap yang baru bergabung di tim, Marini berusaha untuk menyesuaikan diri, salah satunya dengan memahami ucapan yang disampaikan kru negara setempat.
“Ketika saya tiba di Repsol Honda, banyak orang yang mengingatkan saya soal komunikasi dengan orang Jepang akan lebih sulit, cobalah untuk menjelaskan diri Anda dengan cara yang sangat jelas dan tenang,” bilang Luca Marini, seperti yang diberitakan Crash.
Marini mengaku, dirinya mencoba untuk belajar Bahasa Jepang.
Dia pun bertekad tidak akan menyerah meski hal itu sulit untuk dia.
Kini, meski kemampuan bahasa Jepangnya masih sangat terbatas, namun Marini mengaku telah menjalin komunikasi kuat dengan insinyur-insinyur Honda Racing Corporation (HRC).
Bahkan Marini menegaskan, setelah belajar bahasa Jepang, hubungannya dengan tim perlahan makin baik.
“Pada awalnya, penting untuk membangun kepercayaan di antara kami. Tetapi sekarang mereka benar-benar mempercayai saya dan saya sangat menghargai tanggung jawab ini,” tuturnya.
Pada akhirnya, Marini menghargai budaya dan kebiasaan kru Jepang yang telah terbentuk di Honda. Dia yang berdarah Italia berusaha menyesuaikan diri dengan mereka.
“Saya sangat menghargai budaya dan cara kerja mereka. Karena terkadang ada perbedaan soal budaya dan pengalaman mereka. Jadi kami mencoba di pihak yang sama,” kata Marini.
Marini resmi dikontrak Honda pada musim lalu. Dia dikontrak tim pabrikan tersebut selama dua tahun atau hingga akhir 2025.