Banyak artikel dan pembahasan teknik naik motor, rem belakang biasanya hanya digunakan dalam pengendaraan santai. Statusnya hanya mengimbangi rem depan. Yang lebih banyak diandalkan justru rem depan, karena terbukti lebih efektif. Berdasarkan uji coba dan test ride, jarak pengereman lebih pendek dan durasi pengereman lebih singkat.
Tentu, saat itu rem belakang tetap digunakan, hanya saja persentasenya lebih kecil. Jika menggunakan perbandingan, kira-kira 60:40. Atau bagi expert rider dan permukaan aspal bagus bisa 70:30.
Pada MotoGP, rem belakang juga punya peran cukup penting. Meski bukan menjadi faktor utama ‘penghenti’ laju motor. Tanpa rem belakang dipastikan pembalap sulit mencetak waktu yang baik dan sulit menentukan racing line.
Adalah rem depan yang menjadi aktor utama untuk menahan laju motor. Setelah gas ditutup dan persneling diturunkan, secara bersamaan rem depan ditarik keras saat menjelang masuk tikungan. Dalam keadaan seperti itu, pedal rem belakang juga diinjak.
Tidak Sekadar Mengerem
Penerapan rem belakang di momen itu mampu mencegah roda belakang terangkat karena gaya inersia pengereman rem depan yang sangat kuat. Jika roda belakang terangkat, menyebabkan pembalap menikung tidak sempurna dan kehilangan banyak waktu. Dengan mengerem roda belakang, roda belakang akan tetap melekat di aspal, hingga pembalap dapat menentukan jalur balap (racing line) yang diinginkan.
Di beberapa tikungan, rem belakang juga sering dimanfaatkan pembalap untuk menurunkan kecepatan tanpa mengendorkan gas. Strategi ini dipakai pembalap untuk mempertahankan power. Sebab, cara itu mampu mencegah putaran mesin (rpm) banyak turun dan menguntungkan ketika gas lagi sekeluar tikungan.
Thumb Rear Break
Meski begitu, masih saja banyak pembalap mengalami roda belakang terangkat lantaran pengereman depan terpaksa dilakukan ektrem gara-gara kecepatan sangat tinggi menjelang tikungan. Dalam kondisi begitu, rem belakang juga memungkin kan untuk dilakukan cukup keras.
Namun menjadi masalah serius manakala motor menikung ke kanan. Semua rider pasti kesulitan menginjak pedal rem yang berada di footstep kanan. Pedal rem dapat menggerus aspal karena jarak sangat mepet saat motor menikung rebah.
Baca : MotoGP technology for street-legal motorcycles, too
Kondisi ini lalu disiasati dengan menambah peranti pengereman roda belakang berupa tuas yang dipasang di area stang kiri. Pengoperasian tuas itu menggunakan jempol kiri. Agar kaki kanan dibebaskan dari menginjak pedal rem dan pembalap tetap dapat mengerem roda belakang dengan peranti yang disebut sebagai thumb rear break atau disingkat thumb break.
Namun pada kenyataannya tak semua pembalap bisa mengoperasikan tuas kecil itu dengan baik. Penyebabnya, area handle bar kiri, ada beberapa tombol yang perlu aktif dimainkan. Seperti tombol height divices suspensi depan dan belakang, juga tuas kompling.
Pembalap sering kesulitan mengingat dan menghafal posisi masing-masing tombol dan fungsinya. Tidak mungkin harus selalu melihat tombol sebelum memainkannya. Bisa bablas di tikungan.
Baca : Hasil MotoGP Spanyol 2024 – Pecco Bagnaia Atasi Tekanan Marc Marquez, Bezzecchi Podium
Maka dalam perkembangannya, thumb break dibikin versi tombol yang mengandalkan elektronik, selain tuas yang telah ada. Keterlibatan elektronik di situ lebih pada kalibrasi dan setting kepakeman. Lantaran kekuatan jempol menekan tuas tentu beda dengan kekuatan kaki menginjak pedal rem.
[Foto2: repsolbox, micksdoohan, brembo]
Kisah Rem Belakang
- Penyebab kelahiran thumb break adalah Michael Doohan. Ketika kaki kanannya tak mampu menginjak rem setelah mengalami kecelakaan hebat saat balap pada 1999.
- Nicholas Patrick Hayden atau “The Kentucky Kid dan kita kenal sebagai Nicky Hayden menggunakan cakram rem belakang berdiameter paling besar dibanding pembalap lain. Karena dia pembalap MotoGP ‘berdarah’ dirt track dan selalu mengandalkan rem belakang pada karakter membalapnya.
- Marc Marquez baru intens menggunakan pada 2019. Meski sesekali pernah pakai pada 2014 dan 2016, tapi tergolong paling lama beradaptasi dengan thumb break karena merasa tidak seakurat menggunakan pedal rem konvensional.