Fabio Quartararo kehilangan podium ketiga di Sprint Race lantaran kena penalti 8 detik.
Pembalap lain yang menjadi korban regulasi tekanan angin; Raul Fernandez (Trackhouse Aprilia), Fabio Di Giannantonio (VR46 Ducati), Jack Miller (KTM) dan Alex Rins (Monster Energy Yamaha).
Mereka juga diganjar tampahan 8 detik dari total waktu balap.
Diskusi Panjang
Belum ada informasi berapa psi tekanan ban yang dilanggar pembalap-pembalap itu, namun yang jelas pasti di bawah limit yang dibolehkan.
Untuk ban depan minimal 1,8 bar atau 26,10682 psi sedangkan untuk ban belakang 1,68 bar atau 24,366366 psi.
Aturan yang diaplikasikan pada musim kompetisi 2024 ini sebenarnya sudah melewati diskusi panjang antara Dorna, tim dan juga pabrikan peserta MotoGP.
Sehingga mestinya semua sudah paham konsekuensinya. Perjalanan regulasi ini cukup panjang.
Pertengahan 2022, pernah ada ide penalti diskualifikasi. Namun diperingan jadi 8 detik. Itu pun tadinya 16 detik.
Meski begitu, beberapa pembalap mengaku batas minimal tekanan ban masih terlalu tinggi alias ban masih terasa keras.
Sehingga grip ban kurang maksimal.
Wajar jika spekulasi pembalap (dan tim tentunya) menyetel tekanan angin sedikit di bawah batas saat balap.
Berharap, suhu udara dalam ban memanas dan mendongkrak tekanan angin menjadi seusai batas.
Namun spekulasi bisa saja meleset hingga muncullah penalti itu.
Dari sisi ban Michelin sebagai vendor tunggal MotoGP, batas minimal tekanan angin itu sebagai syarat mutlak ketahanan ban itu sendiri.
Karena desain rancang bangun ban aturan atau konstruksi ban akan lrbih cepat rusak bila bekerja tidak pada kondisi yang disyaratkan.
Dinding ban bekerja tidak maksimal dan membuat kompon ban maupun karkas menjadi bermasalah. Ini yang tidak dimaui Michelin.
Soal Safety
“Kami sebagai pemasok ban tidak mau jadi kambing hitam jika ban rusak atau tidak perform,” ujar Piero Taramasso, bos Michelin Motosport.
Lagi pula, dia menambahkan, pembalap juga terancam keselamatannya jika membalap dengan ban rusak.
Pemantauan tekanan angin ban kini live. Real time melalui Tyre Pressure Monitoring System (TPMS), sehingga race director dapat memantau setiap saat semua pembalap.
Sehingga sulit bagi pembalap dan tim berkelit dengan data itu.