Sabtu dan Minggu (8-9/6) kemarin, digelar reuni pembalap motocross sebagai peringatan 50 tahun motocross ada di Indonesia. Acara yang diinisiasi beberapa mantan pembalap motocross dan grasstrack itu lantas disambut hangat oleh Indonesian Motocross Association (IMA). Satya Sunarso, didapuk sebagai ketua pelaksana reuni yang digelar di Jogja.
Jelas meraih, ramai dan heboh. Bayangkan, sekitar 130an pembalap motocross dan grasstrack, pada ngumpul di ball room hotel Rosin. Sudah puluhan tahun enggak ketemu, sekalinya ketemu rusuh. Mereka berdatangan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali hingga Kalimantan.
Sepi Event
Di antara mereka ada Rinto Waluyo, Piter dan Frans Tanujaya dari Bandung, Agus Budiman dan Tatto Sapoetro ex Suzuki, Dwi Sugiarto Jember, Soma dan Hoho dari Magelang, Erwin Mancha, Tonno K. Santana, Pungky WS, Tomi Ernawan, Roni Karno. Ada Didi Hardiayanto mantan ketua IMA, Ria Sungkar yang datang dengan suka cita serta Aris Indratmojo yang sibuk banget jadi panitia penggerak. Serta banyak nama-nama besar di kompetisi motocross pada masa lalu.
Hampir semua pembalap yang hadir kecewa dengan kompetisi motocross belakangan ini. Karena hingga bulan ini, tidak terdengar bakao digelar Kejuaraan Nasional Motocross di Indonesia.
“Sepertinya, tidak ada pihak yang peduli dengan motocross. Event enggak ada, bagaimana mau maju,” keluh Asep Hendro yang datang dari Depok, Jawa Barat. Hal senada juga diungkapkan Frans Tanujaya. Dia prihatin dengan mandegnya kompetisi motocross di Tanah Air. IMA sebagai asosiasi motocross diharapkan dapat menampung aspirasi semua pihak dan menjadi jembatan untuk disampaikan ke regulator sehingga diharapkan motocross di Indonesaia semakin maju..
Latihan Tanpa Balapan
Bagi Sheva Anela Ardiansyah, pembalap motocross perempuan muda Jogja juga mengeluhkan minimnya event motocross. Sheva menjelaskan jika kegiatannya hanya latihan dan latihan melulu tapi tanpa balap. Latihan yang juga memerlukan biaya, menjadi tidak ajang pembuktian hasil latihan.
Didi Hardiyanto mantan Ketua IMA dalam sambutan dan obrolan di sana, mengimbau pada para promotor, Event Organizer (EO) atau sponsor agar merapatkan barisan dan menyusun kekuatan serta niat untuk mewujudkan kejuaran-kejuaran motocross agar terselenggara.
Sekarang bulan Juni sudah pertengangan tahun, mesti dikebut beneran akan event balap terealisasi, sebagai upaya menyelamatkan motocross nasional.
Maju terus motocross Indonesia!
Banyak yg harus dipertanyakan tentang regulasi tatacara pelaksanaan kalender induk organisaai khusunya otomotif.
Sinergi antara promotor dgn “pemilik” Kegiatan (kejurnas) yg dituangkan dalam kalender kegiatan aebagai target induk organ perlu di bahas agar win-win solution.
Demikian juga dgn pembalap yg seharusnya menghargai promotor. Intinya ketiga badan ini ibarat busur, anak panah dan target. Harus satu kesatuan.. Saling membutuhkan, kerjasama dan mendukung dari berbagai sisi.
👌🙏🙏🏅🏆
Setuju Mas. Ketiga pihak ini perlu duduk bareng dan menyatukan visi dan misi agar motocross dan grasstrack dapat hidup dan meriah lagi seperti waktu2 lalu.
Semoga kedepan Motocross indonesia kembali menggeliat. Agar motocross tanah air tidak punah, semoga stake holder bisa lebih berpihak sama kepada pelaku motocross, tidak cuma tinggal diam. Sukses selalu Om Yoni, aku tetap Bocahmu🙏
Perlu masukan2 saat pertemuan mendatang di AHRS di KAng Asep. Biar makin banyak imput untuk membikin motocross bersinar kembali