Pramac Racing dan Ducati sudah bekerja sama sejak 20 tahun lalu, musim depan kerja sama antar keduanya selesai dan memilih ke Yamaha.
Pramac Racing menilai, hubungan kerja sama yang dirasa sudah mulai tidak sejalan.
Selesainya hubungan kerja sama antara Pramac Racing dengan Ducato, menjadi buah bibir tersendiri di dunia MotoGP.
Padahal sebelumnya isu yang berkembang ketika memasuki akhir musim, biasanya hanya sebatas pindahnya pembalap dari satu tim ke tim lain.
Paolo Campinoti secara gamblang mengungkapkan, akan memulai cerita baru bersama Yamaha sebagai tim satelit pada MotoGP 2025 mendatang.
Ada beberapa alasan tim satelit Ducati ini pindah ke pabrikan berlambang Garpu Tala, salah satunya soal motor.
Janji Yamaha rencananya akan memberikan motor M1, dengan spek pabrikan menjadi hal menarik.
Walaupun kalau boleh memilih, jelas saat ini Ducati Desmosedici GP lebih menjanjikan.
Sedangkan Yamaha YZR M1, menjadi motor pesakitan yang menjadi salah satu faktor pembalap Yamaha tidak kompetitif.
Selain itu, Pramac pun konon ditawari nilai kontrak yang fantastis dengan dukungan finansial yang mumpuni.
Jelas hal itu juga menjadi daya tarik, yang akhirnya menjadi salah satu alasan mau bergabung ke Yamaha.
Menurut Gino Borsoi, Manajer Tim Pramac mengatakan, pihaknya berat untuk meninggalkan Ducati.
Tapi Borsoi bisa memahami kondisinya, apalagi dia tahu betul jika Campinoti sudah merasa ada perubahan soal kerja sama dengan Ducati.
“Jelas ini tak mudah, karena kami telah menghabiskan waktu puluhan tahun bersama Ducati, meraih banyak prestasi,” kata Borsoi, dikutip dari Paddock-GP.
Lebih lanjut Borsoi menambahkan bahwa, ketika merasa hubungan dengan Ducati dirasa sudah berbeda, maka perlu adanya perubahan.
“Apalagi Yamaha mendekati kami, dan menawarkan proyek yang sangat menarik untuk masa depan,” tambahnya.
Pramac Racing Kecewa dengan Ducati
Disamping itu, pria asal Italia juga menjelaskan bahwa Jorge Martin batal gabung ke tim pabrikan Ducati sebetulnya membuat kecewa.
Hal itu juga yang akhirnya, menjadi dasar Pramac memutuskan untuk pindah ke Yamaha.
Pramac jelas kecewa ketika Marc Marquez menjadi pembalap, yang mengisi kekosongan kursi pembalap pabrikan Ducati.
Pasalnya Pramac punya tradisi bersama Ducati yakni, mengorbitlan pembalap muda untuk naik ke tim pabrikan.
“Proyek antara Ducati dengan Pramac, seharusnya diakhiri dengan Jorge di tim pabrikan,” kata Borsoi.
Namun, sayangnya Ducati tidak memilih Jorge Martin untuk bergabung ke tim utama.
Sehingga Pramac merasa pihaknya kini tidak terlalu dilibatkan, untuk menciptakan pembalap masa depan Ducati.